Perbedaan Apache dan Nginx

Perbedaan Apache dan Nginx

NGINX dan Apache adalah dua perangkat lunak web server yang populer. Meskipun keduanya memiliki fungsi yang sama, ada beberapa perbedaan utama antara NGINX dan Apache.

NGINX lebih cepat daripada Apache. Ini karena NGINX menggunakan model event-driven yang memungkinkan perangkat lunak ini untuk menangani lebih banyak permintaan sekaligus dibandingkan dengan Apache yang menggunakan model proses-driven.

NGINX lebih ringan daripada Apache. Ini karena NGINX tidak menggunakan banyak sumber daya sistem seperti Apache, sehingga dapat berjalan dengan lebih baik di server dengan spesifikasi yang lebih rendah.

NGINX tidak mendukung bahasa pemrograman tertentu seperti PHP, sehingga harus digunakan bersama dengan perangkat lunak tambahan seperti FastCGI untuk menjalankan aplikasi web yang ditulis dalam bahasa pemrograman tersebut. Sedangkan Apache sudah mendukung bahasa pemrograman seperti PHP dan Perl secara built-in.

Secara keseluruhan, NGINX dan Apache memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihan terbaik tergantung pada kebutuhan dan kondisi sistem yang digunakan.

NGINX adalah sebuah perangkat lunak yang dapat berfungsi sebagai web server, reverse proxy, dan load balancer. Ini adalah salah satu perangkat lunak web server terpopuler di dunia, dan sering digunakan untuk mengelola lalu lintas web yang tinggi dan memberikan performa yang lebih baik dibandingkan dengan perangkat lunak web server lainnya. NGINX dapat digunakan secara gratis dan tersedia untuk sistem operasi Linux, macOS, dan Windows.

Perangkat lunak ini dibuat oleh seorang programmer Rusia bernama Igor Sysoev. Pada tahun 2002, Sysoev mulai mengembangkan perangkat lunak ini untuk menangani lalu lintas web yang tinggi di sebuah situs web perusahaan yang ia ketahui. Setelah beberapa tahun, NGINX mulai digunakan secara luas oleh banyak perusahaan dan situs web, termasuk perusahaan teknologi besar seperti Netflix, Dropbox, dan WordPress.

Pada tahun 2011, perusahaan teknologi Amerika bernama F5 Networks membeli hak cipta NGINX dari Sysoev. Pada tahun 2019, F5 Networks menjual hak cipta NGINX kepada perusahaan teknologi Inggris bernama Fidelity National Financial. Saat ini, NGINX masih dikembangkan dan diperbarui secara rutin oleh tim pengembang di seluruh dunia.

Install Nginx

Untuk menginstal Nginx, pertama-tama kita harus memastikan bahwa komputer kita sudah terhubung ke internet dan memiliki akses ke package manager seperti apt untuk sistem operasi berbasis Debian atau yum untuk sistem operasi berbasis Red Hat.

  HP Luncurkan 2 Seri Laptop Untuk Pelaku UKM

Kemudian, buka terminal dan jalankan perintah berikut untuk mengupdate package manager kita:

sudo apt update

atau

sudo yum update

Setelah package manager diupdate, jalankan perintah berikut untuk menginstal Nginx:

sudo apt install nginx

atau

sudo yum install nginx

Tunggu hingga proses instalasi selesai. Setelah Nginx terinstal, kita dapat menjalankannya dengan menggunakan perintah berikut:

sudo systemctl start nginx

Untuk memastikan bahwa Nginx telah berjalan dengan baik, buka browser web dan akses alamat http://localhost. Jika Nginx telah berjalan dengan baik, kita akan melihat halaman default Nginx yang menampilkan tulisan “Welcome to Nginx”.

Selain itu, kita juga dapat mengecek status Nginx dengan menjalankan perintah berikut:

sudo systemctl status nginx

Perintah tersebut akan menampilkan informasi tentang proses Nginx, termasuk apakah Nginx sedang berjalan atau tidak.

Sebagai tambahan, kita juga dapat mengatur agar Nginx otomatis dijalankan saat sistem operasi kita di-boot dengan menjalankan perintah berikut:

sudo systemctl enable nginx

Dengan begitu, Nginx akan secara otomatis dijalankan setiap kali kita menyalakan komputer kita.

Itulah cara untuk menginstal Nginx di komputer kita. Selamat mencoba!

Cara Nginx Multi Domain

Untuk mengaktifkan dukungan multi-domain pada NGINX, kamu perlu menambahkan beberapa konfigurasi ke file konfigurasi NGINX. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

Buka file konfigurasi NGINX dengan menggunakan editor teks seperti vim atau nano. File ini biasanya bernama nginx.conf atau bisa juga di temukan di folder /etc/nginx/.

Cari bagian yang bertuliskan “server { }” dan tambahkan baris berikut di dalamnya:

server_name example1.com example2.com example3.com;

Di baris berikutnya, tambahkan baris berikut untuk menentukan lokasi file yang akan diload oleh NGINX untuk setiap domain:

root /var/www/example1.com/public;
root /var/www/example2.com/public;
root /var/www/example3.com/public;

Setelah menambahkan konfigurasi tersebut, simpan file konfigurasi dan jalankan perintah berikut untuk menerapkan perubahan:

sudo nginx -s reload

Setelah perintah dijalankan, NGINX akan dapat menangani lalu lintas web untuk beberapa domain sekaligus. Pastikan untuk membuat folder dan file yang sesuai untuk setiap domain, agar NGINX dapat mengaksesnya dengan benar.

  Perbedaan Java dengan Javascript Dalam Bahasa Pemrograman

Perbedaan Nginx dan Apache

Apache dan NGINX adalah dua perangkat lunak web server yang populer di kalangan developer dan administrator sistem. Meskipun keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menangani permintaan dari client dan menampilkan halaman web, ada beberapa perbedaan utama antara Apache dan NGINX.

NGINX lebih cepat daripada Apache. Ini karena NGINX menggunakan model event-driven yang memungkinkan perangkat lunak ini untuk menangani lebih banyak permintaan sekaligus dibandingkan dengan Apache yang menggunakan model proses-driven. Hal ini membuat NGINX mampu menangani lalu lintas web yang tinggi dengan lebih baik dan menghasilkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan Apache.

NGINX lebih ringan daripada Apache. Ini karena NGINX tidak menggunakan banyak sumber daya sistem seperti Apache, sehingga dapat berjalan dengan lebih baik di server dengan spesifikasi yang lebih rendah. Hal ini membuat NGINX menjadi pilihan yang baik untuk digunakan pada server dengan kapasitas yang terbatas atau untuk menjalankan aplikasi web yang membutuhkan performa yang tinggi.

Reverse Proxy

Untuk mengatur reverse proxy menggunakan Nginx, pertama-tama pastikan bahwa kamu telah menginstal Nginx pada sistem kamu. Kemudian, buka file konfigurasi Nginx yang biasanya terletak di /etc/nginx/nginx.conf. Cari baris yang berisi “http” dan tambahkan direktif berikut di bawahnya:

server {
listen 80;
server_name example.com;

location / {
proxy_pass http://localhost:3000;
}
}

Di baris listen, tambahkan port yang ingin kamu gunakan untuk mendengarkan permintaan. Pada contoh di atas, Nginx akan mendengarkan permintaan pada port 80. Kemudian, pada baris server_name, tambahkan nama domain atau alamat IP dari server yang akan menangani permintaan.

Selanjutnya, pada baris proxy_pass, tambahkan alamat lokal dari server yang akan kamu lakukan reverse proxy. Pada contoh di atas, permintaan akan dialihkan ke server yang berjalan pada localhost pada port 3000.

Simpan perubahan pada file konfigurasi Nginx dan jalankan perintah nginx -s reload untuk memuat ulang konfigurasi. Setelah itu, Nginx akan mulai menangani permintaan dan mengarahkannya ke server yang ditentukan pada direktif proxy_pass.

Catatan: Ini hanya sebuah contoh sederhana untuk menunjukkan cara mengatur reverse proxy menggunakan Nginx. kamu mungkin perlu menyesuaikan konfigurasi tergantung pada kebutuhan dan setelan server kamu.

Perbedaan Apache dan Nginx